Get me outta here!

Fake Smile


Gimana sih rasanya keseringan pasang “fake smile”? Capek juga kan. Tapi apa boleh buat lagi. Yang namanya masalah nggak cuma aku aja yang punya, orang lain pun. Aku nggak boleh merasa bahwa masalah yang aku hadapi sekarang ini adalah masalah yang paling berat dialami manusia kan?

Sebenarnya sering “fake smile” juga ada baik buruknya. Saling berlawanan. Baiknya adalah, orang disekitarku nggak merasa khawatir, buruknya adalah aku bohong sama mereka. Baiknya yang lain, mensugesti diri sendiri untuk lebih positif, buruknya, aku bohong sama diriku sendiri. Senyum juga ibadah sih, asal nggak kelewatan aja yah, senyumnya. Haha. Dan yang terpenting, tersenyum, meskipun itu pura-pura, terkadang memberikan sedikit rasa bersyukur masih diberi kesempatan untuk naik ke level ke jenjang “manusia kuat”. Yah, semoga kita semua selalu diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik.

Tapi capek. Apalagi untuk saat seperti ini. Kondisi sekarang ini. Rasanya banyak orang yang makin lama menjauhiku. Bukan karena mereka membenci atau nggak menyukaiku, tapi lebih kepada masing-masing dari kami telah memiliki kesibukan masing-masing, kehidpan masing-masing. Yah.. semoga apa yang aku ungkapkan barusan benar yah, hehe. Karena kesibukan itulah, sharing atau curhat hal-hal ringan hingga berat pun jadi jarang banget. Padahal sharing itu bisa ngurangin beban pikiran, meski sedikit. Ah, aku rindu orang-orang terdekatku. Banyak sekali hal yang ingin disampaikan rasanya, tapi semakin jarangnya bertemu, semakin sulit juga rasanya untuk kemabali dekat dan rekat seperti awal kita sering bertemu.

Menurut kalian gimana tentang “fake smile”? Setuju nggak sama aku? Dan kalian... pastinya pernah dong “fake smile”?

Tolong Jaga Dia



Ada yang pernah mengatakan, kesulitan tidur malam hari disebabkan oleh rasa kesepian. Entahlah itu benar atau salah, yang jelas, sekarang aku mulai kesulitan untuk tidur. Kesepian.. sendiri.. kesedihan.. kata-kata yang saling berkaitan. Ironis.

Mataku hanya tertuju pada satu titik didepanku, hanya satu titik fokus. Pada jam dinding yang terus berdetik menuju menit. Hingga jam, aku sukar untuk tidur. Pikiranku memutar sebuah memori yang terus menerus diulangnya hingga detik ini. Memori yang tak ingin aku lupakan, tapi ingin aku istirahatkan sejenak. Memori ini.. Membuatku terus terpaku pada jam dinding itu, memutar setiap detiknya dengan apa yang telah terjadi, dan tanpa sadar membuatku meneteskan air mata. Tak terbendung. Dan selalu aku tanyakan pada diriku sendiri, inikah aku?

Memori yang masih terpatri jelas, detik demi detik yang telah aku lewati saat itu. Sendiri melawan derasnya rasa bersalah. Sakit. Perih sekali rasanya. Tuhan.. aku berdoa. Dan Dia mendengar doaku, Dia mengabulkan doaku. Dia bersamaku. Dia tidak tidur. Dia terjaga bersamaku menemaniku. Aku malu pada-Nya. Aku benar-benar tak tahu diri.

Aku telah berjanji. Perjanjian antara aku, Tuhan, dan dia. Aku berjanji tak akan melakukan kesalahan yang sama, aku berjanji untuk mengingatnya, meski dalam diam, meski dalam doa. Dan Tuhan, tolong jaga dia untukku, meski aku rasa, dia benar-benar membenciku meski aku telah meminta maaf padanya, tapi tak apa. Aku akan baik-baik saja. Semoga. Tolong jaga dia Tuhan, untukku...

Mukadimah KKN


Serius. Aku mulai kejar-kejaran sama laporan Kerja Praktek. Deadlineku yang harusnya semester enam kelar ternyata sampai sekarang belum kelar. Ternyata nggak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Eh... Sorry gaes. Mari back to topic. Sesuai judul. Cerita tentang Kerja Praktek aku post setelah Bab III ku kelar sama dosen. Baper laporan Kerja Praktek belum kelar. Hikz.

Katanya sih, KKN itu ajangnya nyari jodoh. Banyak juga yang kena korban cinlok, alias cinta lokasi. Yang belum punya pacar, bisa banget dapet pacar kalo pinter pedekatenya. Yang udah punya pacar, bisa jadi putus terus pindah kelain hati. Yang udah sama-sama punya pacar, dan nggak mau mutusin pacarnya masing-masing, bisa juga jadi teteeman. Atau yang lebih parah, yang udah punya pacar bisa juga dapet selingkuhan eh….. eh…. Kok jelek semua yak? Hahaha. Engga semuanya kok seperti itu. Nah.. mari kita bahas pengalaman KKN-ku, muehehe. Semoga tidak membosankan yah~

KKN itu apaan sih? KKN adalah Kuliah Kerja Nyata, dimana kami benar-benar (harus) berbaur dengan masyarakat. Karena yang bakalan nilai keberhasilan KKN nggak cuma kampus, tapi masyarakat dilokasi KKN juga menilai lho. Jadi ya.. harus pandai-pandai ngambil hati sih. Berbahagialah wahai kalian yang pintar ambil hati orang, uhuk. Tapi… Nggak cuma itu. Teman satu unit, atau bisa juga disebut kelompok, ikut menilai. Penilaian dari masing-masing individu ini yang berbahaya. Gimana enggak, penilaian diambil setelah satu bulan kami hidup satu atap. Yah.. udah keliatan busuk-busuknya dong ya, haha.

Oke, cukup untuk mukadimmah tentang KKNnya. Tadi itu pandangan yang aku dapetin dari kampusku. Gimana sama kampus kalian? Beda kampus beda juga kali ya..

Nah.. sekarang mulai cerita yang asik-asik aja. Kampusku mengadakan KKN satu bulan. Aku ambil KKN pas semester enam lalu, kena dibulan Agustus. Jadi setelah lebaran beberapa hari, mesti langsung balik ke rantau. Hikz. Sedih betul baru juga ngumpul keluarga rasanya, dan satu bulan aku harus tinggal dengan “orang asing”. Banyak banget pikiran waktu itu. Mulai dari siapa aja yang bakalan jadi satu kelompokku, dimana lokasi posko (rumah induk semang, bisa diartikan sebagai rumah dimana kami tinggal selama KKN), dan masih banyak lagi.

Masalah pertama. Siapa yang jadi kawan sekelompok. Eh.. bukan masalah sebutannya ya. Tapi apapun itulah ya, kalian juga pasti ngerti maksud aku. Bayangin deh, kami satu kelompok terdiri dari delapan orang, yang pastinya beda jurusan. Belum kenal sama sekali. Nggak tahu muka sama sekali. Kemungkinan sekelompok sama orang yang dikenal sangat mustahil. Iyalah, kan yang daftar KKN ada ribuan. Nama kami dikocok seenaknya. Gimana kalo yang cowok otaknya resek? Gimana kalo yang cewek ganjen? Gimana kalo ada yang busuk? Gimana kalo aku ketularan jadi busuknya? Gimana kalo orangnya begini? Gimana kalo orangnya begitu? Gimana kalo aku nggak cocok sama dia? Sama mereka? Gimana.. gimana… ah.. pikiranku egatif semua sebelum kenal sama mereka. Tapi.. setelah aku kenal mereka, ternyata . . . .

B E R S A M B U N G

Kerja Praktek


- my copyrighted picture -


                Alhamdulillah, akhirnya dapet tempat Kerja Praktek juga. Terima kasih buat PT. Global Prima Utama yang bersedia menerima anak magang. Makasih juga buat bapak ibu yang dari jauh ngga berhenti mendoakan dan menyemangati anaknya ini, juga Masian yang bersedia sibuk kesana kemari jadi tukang ojek, jadi wartawan yang bantuin nyari tempat Kerja Praktek juga, serta teman-teman yang mendukung dan mendoakan. Dan ini berasa pembukaan pidato mau wisuda aja, hahaha. Sibuk terima kasih.

Udah dipikir sampe kebawa mimpi mau Kerja Praktek dimana dari semester 5. Semakin menjadi saat memasuki semester 6 ini. Gimana ngga kepikiran coba, dengan peraturan baru yang super wow, jadi makin deg-degan. Kerja Praktek harus mandirilah, harus ditempat yang berbadan hukumlah, pffftt.. Sebenernya, baik juga buat kedepannya, supaya ada gambaran real-nya kalo dilingkungan kerja itu seperti apa. Kalo dilingkungan kerja yang sebenernya kan emang harus mandiri, mungkin ngga ada kenalan, semuanya orang baru, ngga bisa nggantungin juga sama orang lain. Harus pinter adaptasi supaya betah, dan masih banyak lagi positifnya sesuai dengan proposal yang aku kirim keperusahaan, wkwkwk. Intinya.. Pokoknya.. Semoga ini bakalan menjadi pengalaman yang luar biasyaaakk.

                Dan dengan special request dari dosen pembimbing Kerja Praktek juga, akhirnya aku buat logbook via blogger, aku sertakan linknya kalo kalian juga mau baca heheh. Siapa tau kepo. Blog ini semacam diary gitu, yang tiap hari kudu diupdate. Jadi kalau kalian merasa aku kayak curhat diblog itu, ya emang betul, ya emang bener. Isinya daily activities gitu. Link : Anggraeni’s Daily Activity.

                Doakan aku berhasil memenuhi target dan rencanaku ya gaess. Selesai Kerja Praktek semester 6 ini dengan nilai yang terbaik. Aamiin..

Semester Lima Berakhir, yeay!


Finally, semester lima berakhir dengan (cukup) bahagia, Alhamdulillah yaahh. Meski ada beberapa hal yang belum tercapai dalam semester itu, tapi yasudahlah. Jangan dipikir pusing dulu. The long way have waited~

Ngga nyangka, liburan semester ganjil ini lumayan panjang. Dari 17 Januari sampai 2 Maret 2016. Eh.. ngga lumayan, rasanya malah liburan semester ganjil terlama yang pernah dirasain. Biasanya cuma satu bulan doang, ini ada plus plus 15 harinya, alias total libur satu setengah bulan. Mantap gan!

Prepare buat long distance, si doi udah ngomel-ngomel supaya ngga lama-lama aku liburan dirumah, wkwkwk. Alhasil, aku buat rencanain supaya liburan kali ini sebulan full dirumah, sisanya diperantauan lagi, sambil nyari tempat kerja (read : magang). Sebenernya, kalau dirumah juga ngga ngapa-ngapain sih, paling jadi ibu rumah tangga dadakan aja. Tapi kalau liburan lama diperantauan, mau ngapain juga? Kan mending dirumah, ketemu orang tua tersayang selagi masih bisa ketemu, itu sih yang buat aku selalu pengen dirumah, hiks. Karena, bakalan ada rasa penyesalan yang banget-banget, saat orang tua udah ngga bisa ditemui lagi, banyak kasus seperti itu sih dan aku ngga mau jadi salah satunya. Setidaknya, kepengen buat banyakin quality-time with family. Jadi buat kalian para “perantauers”, jangan habiskan waktu liburan kalian cuma buat mikirin diri kalian sendiri aja, ada orang tua yang pastinya rindu kalian. Temuinlah, ngobrol santai, makan bareng, hal sekecil itu pun bisa membuat mereka bahagia lho. Terlebih lagi, buat kalian yang hingga saat ini, belum bisa ngasih apa-apa ke orang tua. Sama kayak aku, yang bisanya cuma minta ini itu, hikz.

Tunggu cerita liburanku ya gaes~~~  ^^,

Dan untuk semester depan, banyak sekali hal yang bakalan nguras pikiran dan batin. Kerja Praktek salah satunya. Ah, semoga baik-baik saja. Kalo dipikir terus tapi ngga jalan, ntar malah ngga kelar kan? Mari liburan dulu :D