Get me outta here!

Tangisan Tak Bermakna


Aku pernah mengalami masa seperti ini bahkan lebih buruk. Perasaan yang telah tertata rapi setelah sekian tahun lamanya mulai terobati, kembali rapuh ketika mendapati apa yang diharapkan tak sejalan dengan kehendak yang aku harapkan. Sakit memang. Tapi aku percaya inilah yang terbaik.

                Dan semakin buruk ketika ditambah dengan cerita yang sok melankolis dan romantis. Seperti kali ini, film ber-genre drama(tis), mendayu dayu serta melankolis memang tidak pernah cocok dengan seseorang yang sedang dilanda kegundahan. Aku sudah tau, tapi tetap saja sok kuat. Itulah yang jadi masalah. Jadi, bukannya malah reda, malah jadi limbung. Jatuh, semakin jatuh.

                Pukul 8 malam. Menangis, berhenti, menangis, begitu seterusnya. Hingga tak terasa sudah jam 3 pagi bahkan lebih. Ah, tentu aku tak mau bekerja dengan mata berkantung panda seperti ini. Kuputuskan untuk mengompresnya dan beristirahat. Aku paksakan untuk tidur, tapi suara ayam jantan yang mulai berkokok terlalu mengganggu. Entah jam berapa aku mulai tertidur, yang jelas aku bangun seperti orang yang baru bermimpi menangis dengan lepasnya dan dipaksakan untuk bangun. Ah, bukan mimpi ternyata.

                Subuh tiba, mata sudah tak separah tadi malam. Kemudian, aku berfikir. Sebenarnya apa yang aku tangisi? Siapa yang aku tangisi? Film, atau kehidupanku yang tak beres? Entahlah. Kali ini aku benar bingung. Apa ini stres season kedua?? Kupikir bukan, ini terlalu mengada ada. Tak ada alasan untuk mengatakan hal ini. Lantas?? Aku masih mencarinya.

                Ah. Ini pasti timbunan kesedihan yang telah lama, dan baru keluar karena dirayu oleh film ini untuk menangis. Sebenarnya aku kuat, kalau saja tak menonton film bodoh ini  —mungkin. Kalau saja aku tidak seceroboh ini —sok kuat, tentu aku tak akan membuang waktu tidurku yang berharga.

                “Jangan membaca, menonton, ataupun mengingat hal apapun yang berbau dramatis ataupun melankolis saat gundah melandamu. Itu membuatmu semakin terpuruk..” —Shamagachi, with love and smile :)) 

Ujian Nasional Tahunku (12/13)


                Akhirnya, sudah terlepas dari pikiran yang satu ini, Ujian Nasional. Udah kurang lebih dua bulan puasa nge-blogging. Makanya Februari jarang posting, malah Maret nggak ada postingan, hehe.

                Ujian Nasional itu luar biasa banget ya. Orang petinggi-petinggi sih bilangnya UN itu bukan momok untuk jadi syarat kelulusan, tapi ya nyatanya UN harus lulus biar sekolahnya lulus. Lho gimana ini?? Bimbang….. Ehm, UN itu kayak orang pacaran deh. Gini nih, kira-kira pdkt-nya selama kurang dari 3 tahun, nembaknya selama 4 hari tuh, abis itu jnggak langsung dijawab, mesti nunggu kira-kira sebulan lagi. Semoga, Ujian Nasional tidak menolakku, aamiin. :))

                Dan Alhamdulillah, tempat tinggalkuKabupaten Batang, tidak ada masalah yang menggegerkan seperti tertundanya waktu pelaksanaan ujian kayak saudara saudara yang jauh disana. Kok bisa berantakan sih, ujian kali ini?? Yang awalnya beredar kabar 20 kode tapi praktiknya ntah ada berapa kode, kertas yang mudah robek, dan ini, pelaksanaannya yang nggak serentak. Waduh waduh..

                Sebenernya, bagai diacak acak pikirannya karena tahu soalnya kemungkinan nggak ada yang sama. Bukannya apa-apa sih, tapi kenapa mencolok banget dari tahun lalu?? Tahun lalu baru 5 kode, ya kalau meningkat setidaknya bertahap dong, jangan langsung loncat kayak gini. Eh bukan loncat lagi, tapi udah terbang jauuuhhhh. Bahkan sepertinya itu pun nggak cukup, kode tulisan diganti dengan barcode! Omigod, kalau kata Bang Haji sih, ter-la-lu.. Belum lagi ntar tahun depan, kalau tiba tiba ujian nasional kembali 5 kode, ah! Kelinci percobaan banget deh tahun ini.

                Yah.. semoga semua lancar. Semoga SMA Negeri 1 Batang lulus 100% tanpa kecuali! Aamiin… Smantang Gemilang 12/13 Mohon doanya… :))