Get me outta here!

Semoga Hanya Mimpi


Sebelum kamu baca, play musik diatas agar kamu lebih menikmati postingan ini.... :))

Ada saatnya, di mana suatu hari kamu merasa semuanya seperti berjalan baik-baik aja. Sebegitu baiknya hingga kamu selalu meningkari hatimu bahwa ada sesuatu yang salah. Kamu tetap berusaha mengatakan pada hatimu, bahwa semua baik baik saja. Tapi ternyata, kenyataan nggak seperti apa yang kamu bayangin.

Kamu tau, kamu merasa, bahwa ada sesuatu yang salah terjadi antara kamu dan dia. Tapi kamu nggak tau gimana cara ngomongnya. Bisa jadi karena kamu terlalu gengsi untuk bilang, atau kamu nggak bisa menyusun kata hingga menjadi bait indah yang nggak akan menyakitkan perasaan siapapun.

Kamu takut dia menjauhimu, karena kamu masih terlalu sayang sama orang itu dan nggak rela kalau dia sampai pergi meninggalkanmu…~

Kamu ngecek berulang kali handphone kamu. Berharap dia nulis sesuatu ke kamu. Atau ada panggilan tak terjawab yang kamu lewatkan. Tapi ternyata nggak.  Nggak satupun. Nihil. Intuisi kamu bilang, dia sedang bersama orang lain. Kamu mulai ngecek mention-mention yang datang ke dia. Membuka Facebook yang biasanya nggak pernah kamu peduliin.

Kamu berharap kamu nggak menemukan apa pun. Hingga tiba-tiba. Detak jantung kamu berdetak menjadi lebih kencang dari biasanya. Ada yang terjadi disana. Nyata. Satu, kemudian dua, kemudian tiga mention dari satu orang yang sama menghancurkan harapan kamu. Tangan kamu mulai dingin, ujung kaki kamu mulai dingin. Kamu sulit bernapas. Dadamu terasa terhimpit beban yang sangat berat. Ada satu rasa yang asing muncul tiba-tiba. Kamu mencoba menghiraukannya. Dan mulai memilih lagu yang kamu pikir bisa menenangkan perasaan kamu sendiri. Usaha yang sia-sia.

Tanpa kamu sadari. Air matamu menetes perlahan….~

Perasaan nggak enak itu ternyata menggantung seperti awan mendung. Apa pun yang kamu lihat tiba-tiba blur. Kamu kehilangan konsentrasi untuk melakukan apa pun. Bahkan untuk sekadar bernapas pun rasanya nggak enak. Tapi kamu berusaha tetap tenang dan berperilaku seperti nggak ada yang berubah. Kamu berusaha enggak terkalahkan.

Dalam hati kamu, kamu tahu, kamu bakal kehilangan dia dalam waktu dekat....~

Dan tidur menjadi terlalu sulit untuk dilakukan. Karena ketika kamu menutup mata, dia yang datang di pikiran kamu. Ketika kamu akan terlelap, bayangan dia menghabiskan waktu bersama orang lain menyulut kegundahan kamu. Dan kamu tahu persis, memang itu yang sedang terjadi.

Ketika akhirnya kamu memutuskan untuk mengajak dia bicara, kamu tahu apa yang kamu tanyakan. Tapi kamu enggan bertanya. Karena kamu tahu akan seperti apa jawaban dia. Kegelisahan menderaimu.

Rasa khawatirmu mengusai. Akhirnya pertanyaanmu terlontar. Kamu dengarkan jawabannya dengan penuh harap. Diam-diam berharap jawabannya nggak akan seperti itu. Di dalam hati kamu, kamu berharap dia akan meyakinkan kamu kalau semua perasaan kamu salah. Tapi ternyata nggak. Semua yang dia bilang mengkonfirmasi semua kecurigaan kamu. Kemudian kamu sadar, ternyata kamu nggak pernah siap untuk mendengar kenyataan yang sebenarnya.

Betul, kamu nggak akan pernah siap dengan realita ini....~

Kamu hanya terdiam. Berpikir. Kamu mulai mencoba berpikir dengan otakmu, bukan legi dengan perasaanmu. Mencerna setiap kata yang menyesakkan napasmu. Tak ingin menggunakan perasaan. Karena kamu tahu, jika kamu menggunakan perasaanmu, kamu tidak akan pernah mau membiarkan dia pergi.

Kamu mengakhiri hubungan kamu dengan dia. Meskipun setiap pagi kamu masih tetap ngecek handphone, berharap ada sekedar ucapan selamat pagi darinya. Di handphone nihil, kamu lanjutkan menuju Twitter. Berharap ada satu mention yang kamu rindukan. Tetap saja, nihil. Harapanmu masih tersisa, Facebook. Rasa kecewamu semakin memuncak. Tetap nihil. Kamupun menyerah pada situasi ini.

Setiap hari yang kamu lalui membuat kamu teringat dia. Kamu masih ingat betul pembicaraan apa saja yang kalian lakukan. Kamu masih ingat betul kalimat terakhir yang dia bilang ke kamu, sebenernya dia masih sayang kamu, tapi nggak bisa juga mengakhiri hubungannya dengan orang lain seperti yang kamu harapkan.

Kamu masih ingat setiap detail yang kamu lakukan dengan dia. Setiap lagu yang kamu dengar bikin kamu teringat dengan dia. Lagu favorit kamu tiba-tiba jadi musuh terbesarmu.


Kamu benar benar merindukannya....~

Mengubah kebiasaanmu bersamanya nggak semudah bikin kopi. Setiap kamu menghubungi dia, ada jarak yang sepertinya sangat jauh diantara kalian. Ada benteng yang memisahkan dunia kalian. Seperti pada dimensi yang berbeda.

Kamu selalu berpikir. Seperti apa perasaan ini akan berakhir. Karena selalu ada dua kemungkinan, mungkin kamu akan bisa melupakan dia. Mungkin juga tidak.

Dan setiap kamu bangun tidur, kamu selalu berharap bahwa ini adalah sebuah mimpi belaka....~

6 comments:

  1. jlebb, dari hati yg terdalam ya ini? ngena banget chi :D

    ReplyDelete
  2. Selalu saja menampilkan yang aneh

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya.. postingan blog kakak isinya aneh aneh dan unik.. haha ^^v

      Delete
  3. Replies
    1. iya.. ntar mau buat yang POV 1 juga.. :D
      makasih.. :))

      Delete